Social Icons

Pages

Kamis, 16 Mei 2013

KETAKUTAN DARWINIS DI SWISS!

Konferensi berjudul, “Kebohongan Evolusi dan Fakta Penciptaan” diselenggarakan di Lausanne, Swiss telah menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran besar di kalangan Darwinis. Seluruh surat kabar terkemuka Swiss dan banyak stasiun televisi, termasuk Televisi Pemerintah Swiss, meliput konferensi tersebut.

Liputan-liputan itu memberikan tempat khusus secara panjang lebar mengenai karya-karya Adnan Oktar —Adnan Oktar menulis dengan nama pena Harun Yahya—yang menyingkap wajah asli teori evolusi sebagai sebuah penipuan. Nyatanya, ini bukanlah hal baru bagi Swiss.

Swiss mengalami keterkejutan awal yang hebat di tahun 2007, selama dibagi-bagikannya buku Atlas Penciptaan kepada para politikus dan akademisi terkemuka negeri itu. Liputan-liputan berita kala itu dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan yang menyingkapkan keadaan putus asa para Darwinis. Persis seperti saat ini, laporan-laporan ini, yang memperlihatkan keterkejutan yang ditimbulkan oleh Atlas Penciptaan di seantero dunia, mengungkapkan bahwa Darwinisme telah menderita hantaman mematikan yang tak dapat dipulihkan.

Terkubur dalam kebisuan mendalam di hadapan 300 juta fosil yang menyingkapkan Fakta Penciptaan, ketakutan dan kekhawatiran dahsyat yang dialami oleh para Darwinis ini, yang terpaksa mengakui bahwa satu protein tunggal sekalipun tidak mungkin muncul menjadi ada secara kebetulan dan tak mampu menyodorkan satu saja bentuk-bentuk peralihan, menyingkapkan satu-satunya fakta: DARWINISME TELAH DIKALAHKAN DAN DARWINIS TIDAK MEMILIKI JALAN LAIN SELAIN MENERIMA KEKALAHAN INI.



Semua materi dapat dikopi,dicetak, dan didistribusikan berdasarkan situs id.harunyahya.com
(c) All publication rights of the personal photos of Mr. Adnan Oktar that are present in our website and in all other Harun Yahya works belong to Global Publication Ltd. Co. They cannot be used or published without prior consent even if used partially.
© 1994 Harun Yahya. www.harunyahya.com 

Fadhilah Menjadi Wanita Muslimah / Sholehah

Dari catatan ini terdapat di dalam kitab Kanzul ‘Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahishti Zewar, Al-Hijab, dan lain-lain,Mudah-mudahan dapat diambil ibrah darinya.


 
1.       Doa wanita lebih maqbul dari laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki.
Ketika ditanya kepada Rasulallah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : “Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
2.       Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang laki-laki yang tidak soleh.
3.       Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 orang wali.
4.       Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 laki-laki soleh.
5.       Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
6.       Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan terhadap anak laki-laki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS
7.       Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca “Alhamdulillahi’alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah”. Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.”; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa’ala mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.
8.       Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW.) di dalam syurga.
9.       Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.
10.    Dari ‘Aisyah r.ha. “Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.”
11.    Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
12.    Apabila memanggil kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
13.    Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
14.    Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)
15.    ‘Aisyah r.ha. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?” Jawab baginda, “Suaminya”. “Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?” Jawab Rasulullah SAW. “Ibunya”.
16.    Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.
17.    Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).
18.    Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
19.    Dua rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
20.    Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
21.    Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.
22.    Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah SWT memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah SWT.
23.    Wanita yang melahirkan akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah memberikan satu pahala haji.
24.    Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
25.    Wanita yang meninggal dalam masa 40 hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid.
26.    Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
27.    Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan memberikan kabar gembira bahwa syurga adalah balasannya.
28.    Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
29.    Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyaman karena menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.
30.    Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
31.  Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat.
32.    Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.
33.    Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba. Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.
34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.
35.    Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.
36.    Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
37.    Wanita yang melayani dengan baik kepada suami yang pulang ke rumah dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.
38.    Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala perak.
39.    Dari Hadrat Muaz ra.: Wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.
40.    Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan. Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya).
41.    Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah SAW. keluar mengiringi jenazah. Beliau menemukan beberapa orang wanita dalam majelis itu. Rasulullah SAW lalu bertanya, “Apakah kamu menyolatkan jenazah ?” Jawab mereka,”Tidak”. Sabda Rasulullah SAW “Sebaiknya kalian semua tidak usah ikur berziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang laki-laki”.
42.    Wanita yang memerah susu binatang dengan “Bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
43.    Wanita yang membuat adonan tepung gandum dengan “Bismillah” , Allah akan berkahkan rezekinya.
44.    Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.
45.    “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi.”
46.    “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat.”
47.    “Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menenun kain, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas tahta di hari akhirat.”
48.    “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan memberikan pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian.”
49.    “Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan memandikan anaknya, Allah akan memberikan pahala kebaikan sebanyak helai rambut mereka dan menghapus sebanyak itu pula dosa-dosanya dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya.”
50.    Sabda Nabi SAW: “Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberinya minum dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat.”
51.    Jika suami mengajarkan isterinya satu hal akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
52.    Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.
53.    Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.
54.    Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.
55.    Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).



source : puisi curahan hati sahabat (akhi & ukhti)

Selasa, 14 Mei 2013

Beramal Sesuai Dengan Kemampuan








 


لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَصُومُ شَهْرًا، أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ، يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، وَكَانَ يَقُولُ : خُذُوا مِنْ الْعَمَلِ، مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ، لَا يَمَلُّ، حَتَّى تَمَلُّوا
(صحيح البخاري)
Berkata Siti Aisyah ra: Belum pernah Nabi SAW berpuasa (puasa sunnah) di suatu bulan lebih banyak dari puasa beliau di bulan sya’ban, dan pernah beliau SAW berpuasa (sunnah) dibulan sya’ban keseluruhannya, (kecuali hari terakhir), dan beliau SAW bersabda: Beramallah dengan amal yang sesuai kemampuan kalian, maka sungguh Allah tiada pernah bosan, hingga kalian yang bosan” (Shahih Bukhari)
ImageAssalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan puji ke hadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Yang Maha Mengundang kita hadir di dalam acara dan kemuliaan yang luhur ini, semoga Allah Memuliakan dan Meluhurkan setiap langkah kehidupan kita dhahir dan bathin kita, amal – amal kita dimuliakan hingga semakin terluhurkan sepanjang hidup kita hingga kita wafat dalam puncak keluhuran, berjumpa dengan Rabbul ‘Alamin di hari kiamat di dalam puncak kemuliaan sebagai tamu yang dimuliakan Allah, sebagaimana malam ini kita hadir sebagai tamu Allah, tamu kehormatan yang dimuliakan Allah maka semoga kelak di yaumal qiyamah nama kita dipanggil satu per satu sebagai tamu kehormatan Allah, tamu kehormatan Rabbul ‘Alamin Swt. Semoga cahaya menerangi sanubari kita, semoga cahaya menerangi hari – hari kita, cahaya kenikmatan, cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya kesucian, cahaya ucapan, cahaya penglihatan, cahaya pendengaran, cahaya dalam setiap nafas kita dan setiap apa – apa yang kita lakukan Allah berikan cahaya keberkahan, cahaya kemuliaan, cahaya kesucian, cahaya pengampunan, Ya Rahman Ya Rahiim. Malam – malam terakhir di bulan sya’ban yang luhur berhadapan dengan bulan ramadhan bulan yang terluhur. Raja dari semua bulan yaitu Bulan Ramadhan.
Sampailah kita pada hadits mulia ini bahwa diriwayatkan oleh Sayyidatuna Aisyah radhiyallahu Radhiyallau ‘anha anha wa ardhaha bahwa “belum pernah Nabi Saw melakukan puasa, puasa sunnah lebih banyak dari bulan sya’ban bahkan pernah beliau melakukannya sebulan semuanya di bulan sya’ban”. Namun maksudnya adalah sebagian besar daripada bulan sya’ban, demikian dijelaskan oleh Imam Ibn Hajar Al Atsqalani didalam Fathul Baari bi syarah Shahih Bukhari, makna sya’ban kullahu adalah sya’ban aktsarahu, jadi sebagian besar daripada bulan sya’ban Rasul Saw berpuasa. Namun ada juga Imam Ibn Hajar mengatakan bahwa Rasul betul – betul berpuasa seluruh bulan sya’ban kecuali hari terakhirnya yaitu hari syak hari penghujung bulan sya’ban memasuki bulan ramadhan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Terdapat 2 pendapat di dalam puasa di bulan sya’ban di setengah yang kedua setelah nisfu sya’ban, sebagian ulama mengatakannya makruh. Namun dengan riwayat ini dan juga para Imam – Imam pendahulu kita para shalafus-shalih, mereka memperbanyak puasa bahkan ada diantara mereka dimulai dari bulan rajab sudah berpuasa. Rajab, sya’ban, ramadhan tidak berhenti puasanya kecuali di hari syak yaitu hari terakhir di bulan sya’ban. Kenapa mereka sebagian memakruhkan puasa di setengah bulan sya’ban yang terakhir, 15 sya’ban setelah nisfu sya’ban? karena sebagian Imam menjelaskan di hari – hari itu justru kita tidak berpuasa sunnah supaya ramadhannya lebih terasa, namun itu di masa mereka. Di masa mereka itu ibadah puasa itu sangat ringan terasanya maka dibiarkan sya’ban berpuasa setengah bulan saja, maka mulai awal ramadhan terasa kembali lapar dan hausnya hingga terasa puasanya. Berbeda dengan kita, Di masa kini, yang saat kita lemah barangkali sebagian dari muslimin bahkan sebagian besar muslimin lemah dari beribadah puasa dan kuat berbuat dosa, justru layaknya memperbanyak juga puasa di bulan sya’ban untuk mempermudah puasanya di bulan ramadhan. Karena kalau puasa sya’ban setengah hari tidak kuat bisa batal karena puasa sunnah bukan puasa yang wajib. Namun ketika sudah masuk bulan ramadhan, ia sudah terbiasa dengan puasa di bulan sya’ban maka hal itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw sebagaimana dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani bahwa Rasul memperbanyak puasa di bulan sya’ban, karena bulan sya’ban ini bulan tengah antara awal bulan rajab dan bulan ramadhan banyak orang ghaflah (lalai) di bulan sya’ban. Demikian dijelaskan Al Imam Ibn Hajar maka Rasul justru memperbanyak ibadah di malam itu, di malam – malam bulan sya’ban dan memperbanyak puasa di bulan sya’ban.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Di hadapan kita bulan terluhur yang setiap pahala ditambahkan 700x lipat. Setiap pahalanya dilipatgandakan 700x lipat bahkan lebih. Dijelaskan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anaam Al Imam Nawawi alaihi rahmatullah bahwa puasa ramadhan adalah salah satu amal yang dilipatgandakan padanya 700x lipat bahkan lebih untuk ibadah selain puasanya di bulan ramadhan. Kalau ibadah puasanya tidak ada hitungannya, sudah melebihi daripada itu karena Allah Swt telah menjelaskan langsung di dalam firman-Nya
الصِّيَامُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِه
“bahwa puasa itu adalah untuk-Ku (Allah) dan Aku akan membalasnya langsung”.
Maka hadirin – hadirat, tanpa perhitungan 700x lipat lebih dari itu. Setiap detik selain ibadah puasanya, tidak dibayangkan besarnya pahala seperti apa puasa itu. Selain itu setiap detik ibadah kita 700x lipat atau lebih karena hadits shahih bukhari dan shahih Muslim dan lainnya menjelaskan itu, hujjatul islam imam nawawi mengatakan 10x sampai 700x lipat atau lebih. Namun Al Imam Nawawi menjelaskan bahwa yang 700x lipat itu kapan? diantaranya di bulan ramadhan kalau secara waktu, kalau secara tempat diantaranya Masjidil Haram atau di majelis – majelis dzikir seperti sekarang ini, seperti saat ini tidak mustahil sekali seakan – akan 700x lipat atau lebih karena di dalam perkumpulan yang penuh keberkahan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Bisa kita bayangkan setiap kali ibadah kita dikalikan 700x lipat. Kita tidak tau apakah ramadhan yang akan datang masih akan kita temui atau ini adalah ramadhan terakhir bagi kehidupan kita. Maka oleh sebab itu perbanyaklah ibadah semampu kita sebagaimana hadits yang diteruskan oleh Rasul Saw bersabda riwayat Sayyidatuna Aisyah “beramal lah sebagaimana kemampuan kalian”. Jangan memaksakan diri, sekedar saja sesuai kemampuan kalian.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ، حَتَّى تَمَلُّوا
“Sungguh Allah Swt itu tidak pernah bosan sampai kalian sendiri yang bosan”. (HR. Shahih Bukhari), Allah Swt nggak ada bosannya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu fahamilah bahwa di dalam rahasia kemuliaan ibadah itu berbuatlah semampunya dan seindahnya. Jangan berbuat ibadah itu semampunya tetapi kita tidak berbuat semampunya malah berbuat semaunya. Nah, kalau semampunya layaknya membuat ibadah itu seindah – indahnya dan semampu kita. Allah tidak memaksakan lebih daripada kemampuan kita. Lalu Rasul Saw bersabda
اِكْلِفُوْا مِنَ اْلأَعْمَالِ مَا تُطِيْقُوْنَ

(رواه البخاري) “paksa dirimu sampai batas kemampuan”. (HR. Shahih Bukhari)
Maksudnya apa? Jhal ini penjelas dari lihat firman Allah swt
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
(البقرة :٢٨٦ )
“Tiadalah Allah Swt memaksa seorang manusia itu melebihi kemampuannya”. (QS. Al Baqarah : 286)
Tidak demikian hadirin untuk bermalas – malasan, jangan sampai hal itu terjadi, justru dijadikan Rasul Saw bersabda paksa dirimu sampai batas kemampuanmu. Kalau sudah sampai batas kemampuan itu tidak mampu lagi maka jangan paksakan lebih dari itu.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sebagian dari kita justru memaksakan diri dalam hal – hal yang bersifat fana, namun tidak memaksakan diri dalam hal – hal yang bersifat abadi. Diriwayatkan didalam satu riwayat yang tsiqah (riqYt yg kuT Dasarnya) ketika seseorang diberi ada sayembara dimana orang yang punya tanah yang sangat luas, ia berkata “aku berikan tanah ini pada siapa saja yang ia pergi mulai terbitnya fajr (subuh) dan ia sudah kembali sebelum terbenam matahari”, sejarak yang ia tempuh ujungnya, tanah itu miliknya. Silahkan ambil! Maka orang pun berduyun – duyun, salah satu diantaranya dengan sigapnya ia mulai berangkat dari mulai terbitnya fajr ia berlari dengan sekencang – kencangnya, belum sampai beberapa 1 jam baru mencapai waktu isyraq ia sudah terengah – engah namun ia paksakan dirinya terus, karena apa? ini makin terik banyak tanahnya yang harus ia capai ia dapatkan maka ia terus memaksa dirinya akhirnya keberatan dengan bawaannya, makanan dan minuman pun ia tinggalkan, ia teruskan lagi dan tidak kembali lagi ditaruh makanan dan minuman ini maka ia tinggalkan. Sampai waktu dhuha ia sudah kelelahan, sampai waktu dhuhur ia sudah berjalan perlahan – lahan namun ia masih terus memaksakan dan ia harus kembali mencapai jalan yang ia sudah lewati dengan berlari, berjalan cepat sampai berjalan sampai sudah tengah hari ia mencapai jalan pulang dan belum sampai tempatnya ia sudah terjatuh dan ia merangkak memaksakan dirinya untuk mencapai waktu terbenamnya matahari di tempat ia mulai, namun belum sampai ke tempatnya ia sudah wafat kelelahannya maka yang ia dapatkan hanya tanah 1 x 2 meter untuk makamnya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, hal seperti ini teriwayatkan dan jangan sampai kita terjebak di dalamnya.
Rahasia kemuliaan ibadah ditawarkan sedemikian 700x lipat dalam setiap satu ibadah, sekali kau bersujud terhitung 700x sujud, sekali kau memuji Subhanallah atau berdzikir dikalikan 700x atau lebih, betapa agungnya!. Namun hadirin – hadirat, ada juga beberapa pahala yang perlu kita pahami didalam rahasia kemuliaan bulan sujud ini. Bulan ramadhan itu kalau kita hitung dengan perhitungan witir dan ba’diyah isyanya 1500x sujudnya, karena kalau 20 rakaat berarti 40x sujud dalam setiap malamnya. 1 bulan kalau 30 hari 1500x, tambah witir 3 rakaat kalikan 30 kalikan 2, karena setiap 1 rakaat 2x sujud tambah ba’diyah isyanya 2 rakaat kalikan 30 hari kalikan 2 setiap rakaatnya, jumlahnya 1500x sujud. Hanya ba’diyah isya, sholat tarawih, dan sholat witir. Hadirin, ba’diyah isya, sholat tarawih, dan sholat witir 3 rakaat, ini semua sudah 1500x sujud. Itu sholat malam kita. Hadirin – hadirat, dan salah satu malamnya sudah tersirat malam lailatul qadr. Hadirin – hadirat, terangi malam itu dengan kemuliaan malam seribu bulan, di bulan ramadhan itu berapa banyak rahasia kemuliaan dari keberkahan yang Allah berikan kepada hamba – hamba Nya berupa kemudahan khususnya bagi para pecinta Sayyidina Muhammad Saw. Kejadian Badr Al Kubra kejadiannya di bulan ramadhan, kejadian Fatah Makkah dimana Makkah Al Mukarramah dikembalikan ke dalam iman ke dalam islam diruntuhkan 360 patung – patung quraisy berhala – berhalanya. Ka’bah dibersihkan dari 360 patungnya hal itu kejadiannya juga di bulan ramadhan. Dan di bulan ramadhan juga kejadian yang sangat agung yang sudah kita kenal yaitu Nuzulul Qur’an (turunnya alqur’anul karim) di bulan ramadhan juga dan kejadian yang lain malam lailatul qadr.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian agungnya bulan yang sangat suci dan luhur ini maka muliakanlah semulia – mulianya ajakan Allah Swt. Didalam syarat orang – orang yang wajib berpuasa atau puasa, ada 5 syarat yaitu: Yang pertama Islam, sudah jelas. Kalau seandainya ia non muslim tidak perlu berpuasa ramadhan. Hadirin – hadirat, lalu bagaimana bila ia seorang yang murtad (sudah muslim keluar dari islam) lalu kembali lagi (ke islam lagi) maka ia wajib meng qadha puasa ramadhannya yang ia lewati karena ia sudah keluar islam di satu masa lalu ia murtad lalu ia kembali di satu masa dan ia wajib meng qadhanya. Yang kedua Aqil dan Baligh. Berakal dan baligh (baligh adalah orang yang sudah mencapai usia baligh). Berakal disini tentunya lepas dari orang – orang yang tidak waras. Orang yang tidak waras tidak wajib berpuasa, namun jika ketidakwarasannya itu sembuh maka ia mengganti dengan meng qadhanya. Kalau ia pingsan, tidak disebut tidak waras. Yang ketiga adalah Kemampuan, yang mampu melakukan puasa yaitu siapa? ada orang – orang yang menyusui atau orang – orang yang hamil tidak mampu berpuasa, atau orang – orang yang haram, haram itu sudah lanjut usia dan tidak mampu berpuasa maka tidak diwajibkan bagi mereka berpuasa. Yang keempat Kesehatan, kalau ia sehat termasuk padanya orang yang suci dari haidh dan nifas, ini masuk kepada yang mampu. Kalau ia dalam keadaan haidh ataupun nifas maka ia tidak berpuasa ramadhan namun ia meng qadhanya di waktu lainnya. Selanjutnya masalah sehat, kalau seandainya ia sakit dan dirisaukan akan membawa mudharat atau bahaya bagi dirinya jika ia paksakan berpuasa maka ia hendaknya berbuka lalu meng qadhanya di hari lainnya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, demikian dan jika ia tidak waras atau ia pingsan. Kalau pingsan membatalkan puasa maka ia wajib meng qadhanya, kalau ia tidak waras lalu sembuh maka hendaknya ia meng qadhanya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, lalu yang terakhir adalah wajib berpuasa bagi orang yang tinggal di tempat tinggalnya, bukan dalam keadaan perjalanan. Kalau perjalanan melebihi marhalatain (yaitu perjalanan 82 kilometer) maka ia boleh melakukan buka puasanya namun hendaknya ia keluar dari wilayahnya sebelum terbitnya waktu subuh, sebelum subuh sudah keluar, dari Jakarta misalnya menuju bandung, gimana kalau di perjalanan bib, boleh nggak? ya kalau tujuannya melebihi 82km, maka ia kalau safar menuju jarak lebih dari 82km maka mulai ia keluar dari tempat / wilayahnya, maka ia sudah boleh buka jika mau, karena tujuannya menxapai 82km, walau ia baru mencapai beberpa km saja, namun yg dijadikan acuan hukum adalah jarak tujuannya, maka walau belum mencapai 82 km ia sudah boleh buka puasa untuk perjalanan 82 km nya atau lebih, kalau kita safar dan keluar dari wilayahnya sudah mencapai waktu fajarm mnaka tak dibelohkan ia buka hari itu, walau jaraknya 82km, maka boleh buka pada hari esoknya jika safar masih berlanjut. Kalau sudah sampai di tempatnya ke tempat tujuannya sudah sampai maka selesai sudah masanya, nggak boleh lagi kita berbuka puasa, kita harus melanjutkan puasanya. Kecuali ia niat tinggal di tujuannya maksimal 6 hari, maka ia termasuk bileh buka, asal jangan melebihinya, Demikian saudara – saudariku yang kumuliakan.
Lalu bagaimana dengan qadha puasanya? Banyak sekali ditanyakan. Wanita yang menyusui lalu batal puasanya sama hukumnya dengan wanita yang hamil. Hukumnya sama, bagaimana? kalau ia batal itu sebab kelemahan dirinya karena risau akan keselamatan dirinya maka ia batal, ia hanya meng qadha puasanya saja. Tapi kalau karena janinnya atau ia menyusui karena bayinya bukan karena dirinya atau karena keselamatan janinnya maka ia meng qadha ditambah setiap hari sekali karena ia tidak puasa maka qadha (misalnya 5 hari atau 10 hari) ia meng qadha ditambah setiap harinya sedekah 1 mud fidyah. 1 mud itu berapa perhitungannya? Perhitungan 1 mud itu seperti 12 mud itu sama dengan 10 liter, jadi kira – kira 4 mud itu 3,5 liter, gampangnya begitu. 12 mud sama dengan 10 liter, itu fidyah. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, hal – hal seperti itu layak kita ketahui karena barangkali kita melewati kejadian seperti itu atau barangkali diantara kita ada yang tanya atau keluarganya atau kerabatnya menyangkut masalah itu. Hal – hal yang terjadi tanpa disengaja tidak membatalkan puasa. Muntah nggak sengaja tidak membatalkan puasa, itu sudah kita bahas. Lalu keluar darah mimisan juga tidak membatalkan puasa. Yang membatalkan puasa itu suntikan apabila ia masuk ke syaraf, di tangan tapi ke syaraf, itu syaraf mengalirkan darah masuk ke jantung, itu membatalkan. Segala sesuatu yang masuk dengan sengaja ke al jauf. Jauf adalah yang dibawah leher dan diatas pinggang, pinggang ke atas sampai ke leher itu disebut al jauf. Masuk kesitu maka membatalkan puasa. Untuk suntikan kalau ia dibius lokal untuk wilayah lokal saja maka tidak membatalkan puasa tapi kalau masuk ke urat maka urat akan mengalirkan ke jantung masuk ke al jauf jadi membatalkan puasa. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, saya sebutkan dan juga sudah sering kita bahas.
Hal – hal selanjutnya akan kita bahas dan kita pahami bahwa rahasia kemuliaan puasa itu tersimpan di dalam setiap usia kita. Patut bagi kita untuk membuka dan memahaminya. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, didalam rahasia kemuliaan ramadhan, Allah Swt berikan rahasia keagungan di malam lailatul qadr. Di malam yang luhur itulah Allah Swt menjadikan setiap ibadah yang beribadah di malam itu seakan pahalanya seribu bulan. Bukan detik sa’atul ijabah, lailatul qadr itu turun malaikat dimalam itu sampai terbitnya fajar, sampai naik fajr. Itu kemuliaan sa’atul ijabah terus saat itu sepanjang malam sampai subuh. Hadirin – hadirat, jadi bukan sedetik dua detik, tapi sepanjang malam. Cuma malamnya yang mana? sebagian mengatakan di 10 malam terakhir, ada yang mengatakan di malam – malam ganjil di 10 malam terakhir, ada yang mengatakan di malam pertama bulan ramadhan, ada yang mengatakan di malam terakhir bulan ramadhan, masing – masing punya pendapat. Ya sudah perbanyak saja ibadah setiap malamnya, pastikan salah satu malamnya kena. Siapa yang ibadah di malam itu dikalikan seribu bulan. Kalau tarawih setiap malam nggak lepas pasti salah satunya kena ke dalam malam yang kita lalui dikalikan seakan – akan seribu bulan. Nah di malam itu ada sa’atul ijabah, yaitu apa detik – detik dimana Allah Swt pasti mengabulkan doa hamba-Nya, apapun macamnya.
Sewaktu – waktu ada kejadian di Makkah, zaman kakek saya tinggal disana. Ini cerita – cerita orang – orang badui yang muslim, mereka suami istri jalan dengan onta. Masuk ke wilayah lembah dengan ontanya jalan kaki dengan onta. Dua – duanya orang awam/dusun, istrinya berkata “bagaimana kalau malam ini malam lailatul qadr dan kita kena pas saatnya ijabah, kamu mau apa?”, suaminya : “aku ingin tidak capek”, “kenapa?”, “kaki onta tinggi kalau kita berdiri”. Hadirin – hadirat, itu perutnya masih di atas kepala kita. “pendekkan kakinya”, seperti naga gitu, supaya apa? supaya mudah menaikinya, Begitu mengucap seperti itu tepat disaat sa’atul ijabah di malam lailatul qadr, maka seluruh ontanya menjadi pendek. Bingung dia cari ontanya lari – lari masuk ke semak – semak tidak kelihatan, karena pendek sudah seperti ular bentuknya. “Astaghfirullahal adzhim, ini gara – gara ucapanmu nggak bener”, kata istrinya. Suaminya bingung dan berkata : aku tidak menyangka akan begini sebab ucapanku, ontaku lari ke semak – semak tidak keliahatan sudah seperti ular ntidak ada kakinya, kakinya pendek sekali”.
Namun dijelaskan oleh para ulama kita memungkinkan bahwa lailatul qadr itu sa’atul ijabah bisa datang dua sampai tiga kali. Dan hadirin – hadirat, onta orang dusun itu yang satu kemana yang satu ke semak – semak yang satu masuk ke rumah berpencar dan tidak ketahuan keeradaannya kalau tidak ada kakinya onta kita itu”, tapi suaminya berkata “kalau seandainya ini malam lailatul qadr berulang – ulang lagi, aku minta dikembalikan semula lagi”, Subhanallah! Di waktu yang tepat. Itu cerita dari kakek saya. Maka kembalilah semua onta itu pada bentuk aslinya sebagaimana sebelum ia berdoa pertama kali, maka kembali adanya, maka berkata istrinya “kamu ini bagaimana?, doanya koq seperti inii, onta kita mau pendek mau tinggi, coba minta/doa yang lain tadi”, suaminya menjawab :“aku juga tidak tau, tadi bahwa ada saat ijabah lagi muncul kedua kalinya”.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah memberikan kita sa’atul ijabah, kita minta satu dua kali namun jadikan setiap detik adalah sa’atul ijabah, Ya Aziz semoga Allah Swt menjadikan hari – hari kita didalam kemuliaan dhahiran wa bathinan sepanjang waktu dan zaman.
Hadirin – hadirat, di malam ini kita akan membacakan fatihah untuk yang wafat yaitu beberapa nama yang wafat diantaranya adalah AlHabib Syauqi bin Syahab, usianya sepuh dan beliau seorang yang berjasa pada majelis rasululllah saw dalam masa perkembangannya dan beliau wafat pada beberapa hari yang lalu dan juga wafat AlHabib Salim bin alwi alhamid kebun nanas beberapa hari yang lalu. Demikian pula hb syaugi bin shahab, semoga Allah Swt memberikan maghfirah, diberikan keluasan di alam barzah dan semua yang kerabat dan sahabat kita yang wafat. Allahumma firlahum……ala hadziniyah wa kulli niyyatin sholihah wa ila hadrotin Nabi Muhammad saw,.alfatihah
Kita berdoa bersama – sama semoga kita selalu mendapatkan kesehatan dan afiah, Allah Swt tidak mewafatkan kita kecuali dalam keadaan husnul khatimah, kumpulkan kami bersama orang – orang yang mencintai Allah, jadikan kami orang – orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw, orang yang paling ramah, orang yang paling sopan, orang yang paling indah budi pekertinya, orang yang paling berlemah lembut kepada siapapun, Nabi kita Muhammad SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka kita memohon kepada Rabbul ‘Alamin di malam selasa ini, di minggu terakhir bulan sya’ban ini, malam selasa yang akan datang kita masih tetap di masjid ini dan majelis ini tidak ada liburnya. Hadirin – hadirat yang masih bisa hadir silahkan hadir, kalau yang mudik semoga diberi keselamatan.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Mari kita bermunajat bersama, memohon kepada Allah Swt seluruh hajatmu, hadirkan apa yang kau inginkan, yang kau harapkan, Allah Maha Melihat dan Allah Maha Mendengar
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Katakanlah bersama – sama……..
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ... يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ
Seluruh hajat kami, segala yang kami harapkan beri lebih dari yang kami minta, beri kami kebahagiaan, beri kami kemudahan, beri kami ketenangan, beri kami kesejahteraan dunia dan akhirat. Kau-lah Yang Maha Tunggal dalam Keabadian, Tunggal dan Abadi dalam Kesempurnaan, Tunggal dan Abadi dalam Keindahan, Tunggal dan Abadi dalam Kekuasaan, Tunggal dan Abadi dalam segala kejadian dan ketentuan, Tunggal dan Abadi dalam menguasai setiap nafas kita. Wahai Yang Maha Mengetahui berapa sisa nafas kami yang akan datang, jangan akhirkan sisa usia kami pada sia – sia, namun pada Kasih Sayang-Mu, pada Kelembutan-Mu, pada Pengampunan-Mu
Robbana dholamna anfusana wa ilam taghfirlana watarhamna lana kunanna minal khasirin….. (doa Nabi Adam) Jika Kau tidak mengasihani kami, tidak mengampuni kami, kami………….dalam segala waktu dunia dan akhirat
Di Majelis ini menjanjikan pengampunan-Mu
ياَابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كاَنَ وَلاَ أُباَلِيْ
Wahai keturunan Adam jika kau berdoa dan berharap kepada-Ku, Ku-ampuni dosa – dosamu tanpa Ku-pertanyakan lagi, jika kau datang dengan membawa dosa setinggi langit lalu kau meminta pengampunan kepada-Ku, Ku-ampuni dosa – dosamu
يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ...لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... لَاإِلهَ إِلَّا الله... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita ucapkan marhaban minkum kepada guru kita Fadhilatul Syekh Ridwan Al Amri beliau bari kembali dari hadramaut, Tarim, menghadap Guru Mulia AlMusnid Al Arif Billah AlHabib Umar bin Salim bin Hafidh. Beliau kita doakan supaya dapat keberkahan, Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, insyaAllah kita akan berjumpa lagi dengan beliau di malam – malam berikutnya. Selanjutnya qasidah yang mengingatkan kita kepada indahnya Nabi kita Muhammad Saw dan doa penutup oleh guru kita Fadhilatul Sayyid AlHabib Hud bin Muhammad Bagir Al Atthas. Tafadhol masykura




Author : Al habib Munzir Bin Fuad Al Musawa
Source : Majelis Rasulullah

Hikmah Memakai Jilbab, (Juga) Pembuktian Sains

 


ALLAH SWT. memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya
untuk kebaikan manusia.
Dan setiap yang benar-benar manfaat
dan diperlukan manusia dalam kehidupannya,
pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya.
Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.

♦♦♦

Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.
1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
“Ada dua macam penghuni neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi ra. menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
“Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
2. Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW,
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari).
Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab).

3. Memelihara kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah SWT tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim).
Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
4. Akan seperti bidadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56).
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.”(QS.Ar Rahman: 5).
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.”(QS.Ash Shaffaat: 49).
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.


5. Mencegah penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV.

Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.
6. Memperlambat gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin D yang berperan penting terhadap kesehatan kulit.

Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin.

Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Ternyata jilbab tak sekadar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya.
Jilbab tak hanya sekadar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Demikianlah Allah memberi kasih sayangnya kepada wanita melalui syariat islam yang sempurna.
source : Jurnal Haji Umroh

Keutamaan Doa Masuk Toilet


Keutamaan Doa Masuk Toilet



عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسًا يَقُولُ :كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ، قَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ.
(صحيح البخاري)
Dari Abdul Aziz bin Shuhaib berkata, kudengar Anas ra berkata : “Bahwa Nabi saw jika masuk ke toilet berdoa : Allahumma inniy Audzubika minal khubtsi walkhaba’its (wahai Allah Aku berlindung kepada Mu dari kejahatan syaitan dari segala jenisnya)” (shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha mengangkat derajat hamba-hamba yang dikehendakinya dengan keluhuran di dunia dan akhirah, Yang Maha menyingkirkan sedemikian banyak musibah yang akan datang kepada hamba-hambaNya sebab dosa-dosa yang mereka perbuat, karena setiap dosa yang diperbuat maka sama halnya dengan membuat musibah bagi diri mereka sendiri di masa mendatang entah di dunia atau di akhirat, namun meskipun demikian Allah subhnahu wata’ala senantiasa lebih banyak memberi ampunan dan maaf untuk hamba-hambaNya daripada menuntut perbuatan dosa yang mereka lakukan, terlebih bagi ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian rahasia kelembutan Ilahi yang membalas setiap perbuatan baik dengan 10 kali lipat hingga 700 bahkan lebih, serta menyiapkan pengampunan untuk setiap perbuatan dosa yang dilakukan, seraya berfirman Allah subhanahu wata’ala dalam hadits qudsi:
يَا عِبَادِي إِنّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللّيْلِ وَالنّهَارِ, وَأَنَا أَغْفِرُ الذّنُوبَ جَمِيعاً فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرُ لَكُمْ
“Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berbuat salah siang dan malam, dan Aku mengampuni seluruh dosa, mintalah ampun kepadaKu, maka Aku mengampuni kalian”.
Dan disebutkan dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa setelah alam semesta dihamparkan dan ‘arsy ditegakkan, ketika itu Allah subhanahu wata’ala menuliskan di ‘arsy:
إِنََّ رَحْمَتِي تَغْلُبُ غَضَبِي
“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.”
Allah subhanahu wata’ala mempunyai kemurkaan, sebagaimana telah diciptakannya neraka dan Allah juga menyiapkan siksa kubur, serta menciptakan musibah-musibah di dunia, namun kelembutan dan kasih sayangNya jauh lebih besar daripada kemurkaanNya. Oleh sebab itu mendekatlah kepada Yang Maha Lembut, dimana dengan mendekat kepadaNya akan berjatuhan dosa-dosa hamba tanpa diminta, terlebih lagi jika diminta. Allah subhanahu wata’ala erfirman dalam hadits qudsi dalam musnad Al Imam Ahmad Ibn Hambal :
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ فَلاَ أُبَالِي
“ Wahai keturunan Adam, jika engkau berdoa dan berharap kepadaKu niscaya Kuampuni dosa-dosa kalian tanpa Kupertanyakan lagi”
Demikian rahasia kelembutan Ilahi yang banyak tidak difahami oleh hamba-hambaNya sehingga mereka terus tenggelam dalam perbutan dosa di siang dan malamnya, tanpa mampu selamat dari perbuatan tersebut, karena tidak seorang pun dari hamba-hamba Allah yang mampu terhindar dari perbuatan dosa kecuali para nabi dan rasul. Namun ketika seseorang telah dekat dengan Sang Maha Pengampun, maka Sang Maha melimpahkan kelembutan dan kekuatan akan memberi hamba tersebut kekuatan untuk menghindari perbuatan dosa tersebut.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
( العصر : 1-3 ) “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”. ( QS. Al ‘Ashr : 1-3)
Seluruh kejadian yang berupa anugerah, kenikmatan atau musibah di setiap waktu dan saat sejak alam ini dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala, sungguh keadaan semua manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang beriman, dan mengerjakan kebaikan serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, sehingga termasuk orang yang berada dalam keberuntungan. Dan semua keberuntungan tersebut tersimpan dalam tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, orang yang paling ramah dan paling berlemah lembut dari seluruh makhluk Allah subhanahu wata’ala. Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman :
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
(الحجر : 72 )
"Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)". ( QS. Al Hijr : 72 )
Dalam ayat tersebut, sebelumnya disebutkan tentang kisah nabi Luth AS dan perjuangannya, namun kemudian Allah berpindah dengan mengkhitabi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan firmanNya : “ Demi umurmu”, lantas apakah hubungan antara usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan zaman nabi Luth As?!, dikatakan oleh guru mulia Al Habib Umar bin Hafizh, dimana ayat ini menunjukkan bahwa seluruh kejadian para nabi dan rasul terdahulu terikat pada usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dimana dalam usia beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang singkat tersebut terdapat rahasia seluruh tuntunan para nabi-nabi sebelumnya dan tersimpan rahasia kebahagiaan seluas-luasnya di dunia dan akhirat.
Selanjutnya hadits yang telah kita baca menunjukkan tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ketika masuk ke dalam toilet, dimana beliau mengucapkan :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“ Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (gangguan) syaitan laki-laki dan syaitan perempuan”
Al Imam Ibn Hajar menjelaskan di dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, bahwa makna dari kalimat الخبث والخبائث adalah syaitan-syaitan jantan dan syaitan-syaitan betina yang mengganggu manusia di tempat-tempat yang kotor, yang diantaranya adalah toilet. Namun sebagian manusia tidak menyadari akan hal tersebut, sehingga banyak manusia dari kalangan ummat Islam yang lebih betah berdiam di toilet daripada membaca Al qur’an Al Karim, atau berdiam lama di tempat tersebut sehingga meninggalkan mengikuti shalat jamaah atau terlambat melakukan shalat atau yang lainnya yang mana hal tersebut terjadi di luar kesadarannya, yang mana di saat itu pemikirannya berada dalam cengkeraman syaitan yang sangat kuat. Al Imam Ibn Hajar juga menjelaskan bahwa makna kalimat الخبث والخبائث dalam ucapan atau perkataan bermakna cacian, adapun dalam agama maka kalimat tersebut bermakna kekufuran, adapun dalam perbuatan maka bermakna segala perbuatan buruk. Maka secara ringkas dalam doa ini nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memohon kepada Allah subhanahu wata’ala untuk menjaga kita dari godaan syaitan dimana pun kita berada, terlebih lagi di tempat-tempat kotor yang tidak selayaknya berdiam lama di dalamnya. Selanjutnya dalam hal ini terdapat pertanyaan, yaitu kapankah doa tersebut diucapkan apakah sebelum masuk ke dalam toilet ataukah setelah masuk ke dalamnya. Maka Al Imam Ibn Hajar menjelaskan ketika yang akan dimasuki adalah tempat khusus untuk membuang air kecil atau air besar seperti toilet, maka doa tersebut dibaca sebelum masuk ke dalamnya. Adapun di tempat-tempat lain seperti ketika dalam perjalanan di hutan atau yang lainnya, maka doa tersebut dibaca ketika akan bersiap-siap membuang air kecil atau air besar agar terhindar dari gangguan syaitan. Jika dipadu makna kalimat dalam doa tersebut, maka kita telah berlindung kepada Allah dari godaan syaitan, dari perbuatan maksiat, dari kekufuran dan lainnya dari perbuatan-perbuatan buruk, sungguh demikian luas makna tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Padahal secara zhahir masuk ke dalam toilet adalah sesuatu yang remeh, namun bukanlah hal yang remeh jika mengikuti tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Setiap memasuki toilet maka dengan doa tersebut berarti kita telah memohon kepada Allah agar dijauhkan dari ucapan yang buruk, dijauhkan dari perbuatan dosa, dijauhkan dari kekufuran, dijauhkan dari godaan syaitan, maka dengan mengikuti tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal itu seseorang akan mendapatkan keberuntungan yang sangat besar. Jika hal tersebut akan didapati hanya karena memasuki toilet, maka terlebih lagi sesuatu yang lebih luhur dari setiap tuntunan manusia yang paling luhur dari semua makhluk Allah subhanahu wata’ala, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam orang yang paling lembut yang tidak suka mengganggu orang lain atau makhluk yang lainnya. Diriwayatkan di dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari dimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perjalanan bersama para sahabat, maka di saat itu ada seekor burung berkicau di atas kepala beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa henti, kemudian salah seorang sahabat menangkap dan menyingkirkan burung itu karena terus berkicau di atas kepala nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memahami kicauan burung tersebut, dimana burung itu mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa telur-telur burung itu telah diambil. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Siapa yang telah mengagetkan burung itu dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata : “Aku yang mengambilnya wahai Rasulullah”, kemudian beliau meminta untuk mengembalikannya. Tentunya diperbolehkan mengambil telur burung, namun karena burung tersebut mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga sekedar mengagetkan burung pun beliau larang apalagi dengan mengambil telur-telurnya. Sehingga hewan pun mengetahui kelembutan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang memberi kasih sayang dan perhatian kepadanya, maka terlebih lagi kasih sayang dan perhatian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diberikan kepada umat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa untuk sayyidah Aisyah, dengan berkata :
 اَلَّلهُمَّ اغْفِرْ لِعَائِشَةَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهَا وَمَا تَأَخَّرَ وَمَا أَسْرَرْتَ وَمَا أَعْلَنْتَ
“Ya Allah, ampunilah dosa ‘Aisyah, baik dosa yang telah lewat, dosa belakangan, yang disembunyikan dan yang dilakukan dengan terang-terangan”.
Mendengar doa tersebut lantas sayyidah Aisyah Ra tertawa sampai kepalanya jatuh ke dalam pangkuan Nabi. Lantas nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Apakah doaku membuatmu bahagia?”. Kemudian sayyidah Aisyah Ra berkata : “Bagaimana aku tidak merasa bahagia dengan doamu wahai Rasulullah?”. Kemudian rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Doa itu adalah do’aku untuk ummatku yang kupanjatkan setiap sholat”, dan kita semua termasuk ke dalamnya, ke dalam naungan doa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah subhanahu wata’ala memuliakan kita dengan mencintai dan mengikuti seorang yang menjadi pemimpin kedamaian dan ketenangan di dunia dan kahirat, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengabulkan seluruh hajat kita zhahir dan bathin, di dunia dan akhirat…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.


Ajaran Kelembutan Rasulullah SAW

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ إِيَّاهُ
(صحيح البخاري)
<Dari Aisyah Ummulmukminin (ibunda kaum yang beriman, gelar istri-istri Rasul SAW), sungguh ia berkata: dibawakan pada Nabi SAW seorang bayi lelaki, dan buang air kecil di baju beliau SAW, maka beliau SAW minta air lalu mengusapnya dengan air saja" (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang melimpahkan kepada kita kemuliaan tuntunan nabiNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga terangkat derajat kita dari kehinaan menuju keluhuran, dari keluhuran menuju keluhuran yang lebih tinggi lagi, demikianlah mulianya rahasia tuntunan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa menuntun seseorang kepada derajat semakin luhur yang tiada akhirnya, hingga semakin dekat kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita telah mendengar penyampaian guru-guru kita akan indahnya keadaan orang-orang yang ingin mendekat kepada Allah subhanahu wata’ala dan sebaliknya bagaimana kerugian orang-orang yang tidak ingin dekat dengan tuhan penciptanya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang suka berjumpa dengan Allah maka Allah suka berjumpa dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci untuk bertemu dengannya”
Hadits ini merupakan suatu lamaran cinta dari Allah subhanahu wata’ala kepada hambaNya untuk mencintaiNya, oleh sebab itu kita selalu dituntun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah subhanahu wata’ala, dan jika kita mendapati diri kita tidak mampu melakukannya maka adukanlah dan mintalah ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala, namun Allah tidak akan membebani hambaNya lebih dari kemampuannya, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
( البقرة : 286 )
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. ( QS. Al Baqarah : 286 )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah lambang yang mulia yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk dijadikan panutan, dijadikan idola,dan untuk dicintai lebih dari seluruh makhlukNya yang lain. Sehingga Allah subhanahu wata’ala mengelompokkan orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kelompok orang yang mencintai Allah subhanahu wata’ala. Jika seseorang mencintai Allah subhanahu wata’ala namun tidak mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka cintanya kepada Allah itu dusta, karena semakin seseorang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka hatinya akan semakin dipenuhi dengan cinta dan rindu kepada yang telah menciptakannya, yaitu Allah subhanahu wata’ala. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling indah dan paling mencintai kita (ummatnya) lebih dari seluruh makhluk lainnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mencintai kita lebih dari ayah ibu kita, mencintai kita lebih dari semua kekasih kita, karena ketika seseorang telah telah masuk ke dalam api neraka maka tidak ada seorang pun dari para kekasihnya yang akan mengingatnya kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang akan memohonkan syafaat untuknya. Bahkan para nabi dan rasul yang lainnya pun ketika mereka dimintai syafaat (pertolongan) kelak di hari kiamat mereka berkata :
نَفْسِيْ نَفْسِيْ نَفْسِيْ اِذْهَبُوْا إِلىَ غَيْرِيْ
“ Diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku “
Kelak di saat manusia berkumpul di telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan ada orang-orang dari ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang disingkirkan oleh malaikat dari telaga itu karena mereka berubah (berpaling dari kebenaran) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, namun setelah mereka terusir dari kelompok nabi Muhammad shallallahu ‘alalihi wasallam, maka mereka pergi menuju kepada semua nabi untuk meminta pertolongan akan tetapi kesemuanya menolak, sehingga mereka kembali lagi kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
أَنَا لَهَا
“ Itulah bagianku (akulah pemberi syafaat”)
Dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani bahwa pada mulanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusir mereka akan tetapi kemudian menerima dan mensyafa’ati mereka kembali agar dimaafkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Maka diantara ummatnya ada yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berada dalam mizan (timbangan) sehingga terselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, diantara mereka ada yang disyafa’ati ketika berada di atas shirat (jembatan), dan diantara mereka ada yang telah masuk ke dalam api neraka baru disyafa’ati oleh sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Rasulullah terus menghadap Allah untuk meminta pengampunan bagi umatnya yang masih berada di dalam api neraka dan belum terselamatkan, hal ini menunjukkan kecintaan beliau kepada seluruh ummatnya meskipun orang tersebut adalah pendosa. Karena seseorang yang telah masuk ke dalam neraka maka tidak ada hal lain yang ia harapkan kecuali syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya memberi syafa’at kepada penduduk neraka yang pendosa saja, bahkan semua orang-orang shalih dari para wali Allah, para syuhada’ yang telah masuk surga pun mereka disyafa’ati oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar derajat mereka semakin tinggi di surga, dan orang yang telah masuk surga akan diberi syafa’at oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberi syafaat untuk keluarganya yang berada di neraka, maka semua ummat beliau akan mendapatkan syafa’at beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di hari kiamat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Qadhi ‘Iyadh dalam kitab As Syifaa.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa sayyidina Jabir bin Abdillah Al Anshari Ra, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membeli onta untuk mengunjungi temannya sayyidina Abdullah bin Unais Ra, yang mana perjalanan itu ditempuh selama 1 bulan karena ia mendengar bahwa sayyidina Abdullah bin Unais mengetahui satu hadits yang belum sempat ia dengar, ketika itu sayyidina Jabir bin Abdillah tinggal di Madinah sedangkan sayyidina Abdullah bin Unais telah hijrah ke tempat lain namun beliau rela menempuh perjalanan selama satu bulan hanya untuk mendengar satu hadits yang belum ia dengar, dan setelah sampai di depan rumah Abdullah bin Unais, ia berkata kepada orang yang berada di pintu rumah itu : “sampaikan kepada Abdullah bin Unais bahwa Jabir bin Abdillah berada di depan pintu rumahnya”, mendengar hal itu sayyidina Abdullah bin unais kaget kemudian keluar dan menemui sayyidina Jabir dan memeluknya dengan tangisan haru karena mereka saling mencintai karena Allah dan telah lama tidak bertemu. Tidak lama kemudian sayyidina Abdullah bin Unais pun tidak sabar ingin mengetahui maksud kedatangannya dan berkata kepada sayyidina Jabir bin Abdillah : “Wahai sahabatku Jabir apa yang membuatmu menemuiku hingga engkau menempuh jarak sejauh ini?”, maka sayyidina Jabir bin Abdullah menjawab : “wahai sahabatku, aku mendengar bahwa engkau mengetahui satu hadits yang belum pernah aku mendengarnya”, mendengar hal itu sayyidina Abdullah bin Unais kaget dan berkata : “Engkau menempuh jarak yang demikian jauh untuk menemuiku hanya demi satu hadits saja yang belum pernah engkau dengar?”, maka sayyidina Jabir bin Abdullah berkata : “Aku tidak ingin wafat dan ada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang belum aku ketahui, sedangkan aku masih ada waktu dan bisa untuk mendengarkan hadits nabi tersebut namun waktu itu tidak aku pergunakan untuk hal tersebut”, demikian yang teriwayatkan dalam musnad Al Imam Ahmad dan.
Adapun hadits yang tadi kita baca terdapat banyak riwayat yang memiliki makna yang sama namun berbeda versi, dimana ketika dibawakan seorang bayi ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara riwayat menyebutkan bahwa bayi tersebut dibawa kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk di tahnik ( mengunyah kurma kemudian dimasukkan ke mulut seorang bayi) oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, adapula yang menyebutkan bahwa bayi yang dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sayyidina Hasan dan ada yang mengatakan bahwa bayi itu adalah sayyidina Husain. Maka ketika bayi itu dibawakan ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bayi itu mengeluarkan air kencing dan mengenai baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena di zaman itu belum ada pampers, namun saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melepas bajunya untuk dicuci, akan tetapi beliau hanya meminta air dan kemudian mengusap bekas kencing bayi itu dengan air. Di dalam madzhab Syafi’i dijelaskan bahwa hal ini adalah masalah khusus yang hanya berlaku bagi bayi lelaki yang belum makan dan minum apa pun selain air susu ibunya, namun jika bayi itu telah makan dan minum selain air susu ibunya maka tidak lagi termasuk dalam najis ringan seperti yang disebutkan dalam hadits tadi. Sebagaimana najis terbagi menjadi tiga, yaitu najis Mukhaffafah (najis yang ringan), najis mutawassithah (sedang), dan najis mughallazhah (berat). Adapun kencing bayi laki-laki yang belum makan dan minum selain air susu ibunya maka termasuk ke dalam najis yang ringan, dan najis mutawassitah (najis yang sedang ) yang mana jenis najis ini disucikan dengan membersihkan dan menghilangkan 3 sifatnya, rasanya, baunya dan warnanya. Maka semua najis selain najis kencingnya anak lelaki yang belum makan dan minum kecuali air susu ibunya, tergolongkan dalam najis yang sedang. Sedangkan najis anjing atau babi adalah najis mughallazah (berat) yang mana cara mensucikannya adalah dengan menggunakan air yang dicampur dengan tanah selama 7 kali, maka selain najis anjing dan babi maka termasuk ke dalam najis yang sedang yang hanya dibersihkan dengan air hingga hilang 3 sifat najisnya (warna, bau dan rasanya), namun jika telah berusaha semampunya untuk menghilangkan ketiga sifat tersebut tetapi tetap tidak bisa hilang, maka sebagian ulama’ berpendapat bahwa hal itu dimaafkan, demikianlah sebagian dari kemudahan dalam syariat Islam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مُعَسِّرِيْنَ
“ Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan”
Maka hadits tersebut memberikan kemudahan bagi kita, karena seseorang akan merasa kerepotan jika bayi yang pipis lantas mengenai baju maka baju itu harus dicuci bersih, berapa kali dalam sehari hal itu akan terjadi karena bayi akan sangat sering mengeluarkan air kecil, terlebih lagi di masa itu tidak ada pampers, hal menunjukkan indahnya tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itu sesuatu hal yang telah ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal tersebut merupakan hal yang paling mudah diantara hal-hal yang mudah yang telah diajarkan kepada kita. Namun terkadang orang yang merasa lemah maka hal yang mudah pun masih belum mampu untuk mengamalkan, akan tetapi dalam hal ini kita senantiasa mengingat bahwa di balik semua itu masih ada maaf dan pengampunan Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luas, sebagaimana seorang hamba yang telah masuk neraka pun tetap akan diberi syafaat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun dalam hal ini sering muncul pertanyaan ; “Bagaimana Allah subhanahu wata’ala menciptakan hamba (dan jika berkehendak) maka Allah akan memasukkannya ke neraka, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam justru yang mengeluarkannya dari neraka dengan syafaatnya, jika demikian apakah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam lebih baik dan lebih penyayang daripada Allah subhanahu wata’ala?!”, tidak demikian kenyataannya, akan tetapi ketahuilah siapakah yang telah menciptakan dan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mampu berbuat demikian, tentunya Allah subhanahu wata’ala, maka kasih sayang Allah tetap ada dan masih diberikan untuk para pendosa yang di neraka selama ia tidak menyembah selain Allah ketika di dunia, dan kasih sayang Allah itu berupa syafaat yang diberikan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka seharusnyalah kita mencintai kekasih yang paling mencintai kita, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketahuilah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah mahkluk yang paling ramah, baik, selalu memberi kemudahan kepada yang lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Muncul pertanyaan kepada saya, mengapa kita di majelis selalu membaca qasidah? maka saya jawab bahwa hal itu telah diriwayatkan dalam hadits shahih dimana sayyidina Hassan bin Tsabit membaca qasidah/ syair di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masjid An Nabawy, maka ia menjawab : sayyidina Hassan bin Tasbit membaca qasidah sendiri tidak beramai-ramai, lantas manakah hadits yang menunjukkan para sahabat membaca qasidah beramai-ramai?, dalam hal ini mereka melupakan bahwa ada 13 riwayat di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca qasidah beramai-ramai dengan para sahabatnya. Dimana ketika membangun Khandaq para sahabat berkata :
نَحْنُ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا مُحَمَّدًا عَلَى اْلإِسْلاَمِ مَا بَقِيْنَا أَبَدًا
“ Kamilah yang telah membai’at nabi Muhammad (untuk berpegang) kepada Islam sepanjang hidup kami”
Dan dalam riwayat yang lain :
نَحْنُ الَّذِيْنَ بَايَعُوْا مُحَمَّدًا عَلَى اْلجِهَادِ مَا بَقِيْنَا أَبَدًا
“ Kamilah yang telah membai’at nabi Muhammad untuk jihad sepanjang hidup kami”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab :
اَللّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ اْلآخِرَةِ فَبَارِكْ لِلْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَةْ
“ Wahai Allah, sesungguhnya kebaikan yang sejati adalah kebaikan akhirat, maka limpahilah keberkahan untuk kaum Anshar dan kaum Muhajirin”
Dalam riwayat yang lain disebutkan فاغفر للأنصار والمهاجرة ، ( Ampunilah kaum Anshar dan kaum Muhajirin), dan dalam riwayat lain disebutkan فارحم للأنصار والمهاجرة ( Sayangilah kaum Anshar dan kaum Muhajirin). Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasalam bersautan membaca qasidah bersama para sahabat, maka hal ini dahulu dilakukan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersama para sahabatnya, akan tetapi di zaman sekarang banyak yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah perbuatan bid’ah, padahal kesemua itu terdapat dalil-dalil yang shahih dari hadits nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, baik yang terdapat di shahih al bukhari dan lainnya. Namun perbuatan ini hampir hilang akan tetapi dihidupkan kembali dari generasi ke generasi oleh kalangan ahlusunnah wal jamaah dari guru-guru mereka yang memegang sanad yang bersambung hingga kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam sebuah riwayat lain disebutkan, yang mana hal ini menunjukkan akhlak mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana suatu ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seorang wanita yang sedang menangis di perkuburan, salah satu pendapat para imam mengatakan bahwa tangisan wanita tersebut telah berlebihan, sehingga ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati wanita tersebut, beliau berkata :
اِتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِيْ
“ Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”
Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ( اتقي الله واصبري) menunjukkan bahwa tangisan wanita itu telah berlebihan, karena menjerit-jerit dalam tangisannya disebabkan yang meninggal adalah suaminya atau salah seorang keluarganya namun ia tidak sempat menghadiri perkuburannya, namun ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat hal itu, beliau tidak menghardik wanita tersebut untuk pergi atau melarangnya atau dengan mengatakan bahwa hal yang dilakukannya adalah perbuatan haram, namun dengan ramah dan lemah lembut beliau berkata “bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah”. Mendengar hal itu tanpa menoleh siapa yang mengatakannya, kemudian ia berkata : “Engkau tidak tertimpa musibah yang aku hadapi sehingga engkau tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini, maka diam sajalah engkau”, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya diam kemudian pergi. Setelah beberapa saat datanglah sayyidina Anas bin Malik kepada wanita tersebut dan berkata : “Taukah engkau siapa yang tadi engkau bentak itu?”, wanita itu menjawab : “tidak”, maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, mengetahui hal itu maka wanita tersebut gemetar karena ketakutan telah membentak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga dari rasa takutnya seolah wanita itu akan meninggal, sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Shahih Muslim. Kemudian wanita itu bergegas menuju rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menghadap beliau dan berkata : “wahai Rasulullah maafkan aku, sungguh aku tidak mengetahui bahwa engkaulah yang tadi menasihatiku”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab dengan ramah dan santai seraya menenangkan wanita yang ketakutan itu :
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى
“ Sesungguhnya kesabaran itu adalah di saat pertama kali musibah terjadi”
Maka dengan ucapan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah membuat wanita itu tenang dari musibahnya dan tenang dari ketakutan yang telah membentak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sungguh indahnya budi pekerti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang menenangkan seseorang yang sedang dalam ketakutan, kegundahan dan kesedihan. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat jama’ah terdengar ada seorang badui yang berdoa dengan suara yang lantang :
اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ وَمُحَمَّدًا وَلاَ تَرْحَمْ مَعَنَا أَحَدًا
“Wahai Allah rahmatilah aku dan Muhammad, dan janganlah Engkau merahmati seorang pun selain kami “
Dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari bahwa orang baduwi itu adalah seseorang yang pernah membuang air kecil di dalam masjid lantas para sahabat hampir memukulinya, namun Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam menghentikannya, sehingga karena merasa kesal terhadap sahabat lantas ia mengucapkan doa tersebut.
Mendengar doa yang diucapkan orang badui itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
لَقَدْ حَجَرْتَ وَاسِعًا يُرِيْدُ رَحْمَةَ اللهِ
“ Engkau telah menyempitkan sesuatu yang luas, maksudnya adalah rahmat Allah”
Maka budi pekerti yang mulia yang dimiliki oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat orang lain mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat dan kebahagiaan kepada kita, dan mengabulkan hajat-hajat kita yang bathin dan dhahir baik di dunia dan akhirah bahkan lebih dari yang kita harapkan. Dan semoga Allah subhanahu wata’ala menyingkirkan segala musibah dari kita semua, dan menggantikannya dengan rahmat, kemudahan dan kebahagiaan, diantara kita yang dalam permasalahan semoga diberi penyelesaian oleh Allah, dan bagi yang hingga saat ini belum mampu melaksanakan shalat 5 waktu semoga hari ini adalah hari terkahir baginya, dan besok telah Allah beri kemampuan untuk melakukan shalat 5 waktu, bagi yang belum berbakti kepada kedua orang tuanya semoga setelah pulang dari majelis ini ia mulai berbakti kepada orang tuanya. Bagi yang belum berbakti kepada suaminya semoga setelah ini ia mulai berbakti kepada suaminya, dan suami yang belum bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya semoga setelah mejelis ini ia mulai bertanggungjawab terhadap keluarganya. Semoga yang bermusuhan dan berpecah belah diantara kita segera bersatu dalam kalimat “Laa ilaaha illaa Allah Muhammad Rasulullah”, dan jika ada yang putus silaturrahmi semoga setelah bersambung kembali. Doa kita yang terakhir, semoga acara kita pada tanggal 7 Mei di Monas yang dihadiri oleh guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidh yang akan tiba di Indonesia pada akhir bulan April dan langsung menuju ke Solo, kemudian ke pesantren Lirboyo untuk pertemuan dengan para Ulama’, kemudian ke Cirebon dalam rangka Pesantren Kilat selama seminggu, kemudian hadir pada acara kita di Monas pada tanggal 7 Mei Insyaallah, kemudian kembali ke kediaman beliau di Tarim Hadramaut setelah kurang lebih 3 bulan dalam rihlah dakwah ke berbagai negara. Semoga acara yang akan kita adakan berjalan sukses, dan meninggalkan bekas yang mulia untuk Jakarta dan bangsa kita kaum muslimin khususnya, dan seluruh wilayah kaum muslimin di seluruh dunia agar semakin tentram dan makmur dan dipenuhi hidayah Allah subhanahu wata’ala, amin.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.





Author :  Al Habib Mundzir Bin Fuad Al Musawa
Source :  Majelis Rasulullah

40 Keistimewaan Wanita Menurut Islam

Berikut merupakan keistimewaan wanita menurut Islam, menunjukkan betapa Islam begitu menghormati dan menghargai para wanita yang sholehah. Berbahagialah engkau wahai bidadari penghuni syurga...... ! dikutip dari Ahbaabul Musthofa Solo mohon kritik dan saran jika ada kesalahan ^^




1. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 70 orang pria yang soleh.

2. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T. dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

3. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah.
4. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah- olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S.
5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.
6. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
7. Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan se Suatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
8. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
9. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya).
12. Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, “Suaminya.” “Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya Aisyah kembali, Jawab Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. menatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
20. Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70 orang wali.
21. Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 pria yang jahat.
22. Rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
23. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi) kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
24. Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
25. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
26. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
27. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari kerana menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
28. Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
29. Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
30. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di baitullah.
31. Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
32. Wanita yang hamil akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
33. Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
34. Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
35. Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.
36. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2½ thn),maka malaikat-malaikat dilangit akan khabarkan berita bahwa syurga wajib baginya. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
37. Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
38. Wanita yang meninggal dunia dengan keredhaan suaminya akan memasuki syurga.
39. Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.
Author : H. Faiq Abdullah 
Jangan lupa tinggalkan komentar kirim artikelmu untuk dimuat di blog ini sahabat^^